Rabu, 20 April 2016

Pengertian Toksoplasma


Toksoplasma atau toksoplasmosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh parasit toksoplasma gondii. Tidak hanya ditularkan oleh kucing namun juga dapat ditularkan oleh semua jenis hewan termasuk burung, ikan, kelinci, anjing, babi, kambing dan mamalia lain. Parasit ini juga dapat ditemukan pada daging setengah matang, telur setengah matang, buah-buahan, atau sayuran yang tercemar tinja hewan peliharaan yang mengandung oosit toksoplasma, salah satu bentuk toksoplasma yang dapat menimbulkan infeksi. Toksoplasma dalam bentuk tachizoit terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit juga bisa bersarang di calon telur atau kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu bisa tertular toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau transplantasi organ yang membawa kista toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal, dan hati bisa menjadi penularan toksoplasma.

Parasit toksoplasma kebanyakan berkembang biak dalam sel darah putih, jaringan parenkim, dan sel endotel dengan cara membelah diri. Setelah berkembang biak, parasit ini kemudian membentuk kista. Dalam bentuk kista inilah parasit akan berdiam diri di dalam jaringan saraf mata, otot jantung, alat pencernaan, dan lain sebagainya. Pada saluran pencernaan hewan sebangsa kucing, toksoplasma bahkan mampu berkembang biak secara lengkap. Sebab itu hewan kucing disebut induk semang difinitif. Pada kotoran kucing, toksoplasma ditemukan dalam bentuk telur. Dalam waktu 48 jam telur itu akan membelah menjadi bentuk-bentuk infektif yang berbahaya bagi manusia atau hewan lain jika tertelan melalui makanan atau minuman yang tercemar. Dalam organ tubuh manusia, kista toksoplasma umumnya tidak bermasalah. Pengidap kista toksoplasma nyaris tidak mempunyai keluhan karena parasit toksoplasma tergolong oportunistik.

Tidak benar bahwa toksoplasma hanya menyerang wanita hamil. Toksoplasma dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan umur. Sebagian besar orang yang terinfeksi toksoplasma telah membentuk kekebalan tubuh sehingga parasit toksoplasma tidak berkembang dan terbungkus dalam kista yang terbentuk dari kerak perkapuran (kalsifikasi). Pada orang dewasa toksoplasma biasanya menimbulkan gejala berupa rasa lelah, nyeri kepala, sakit tenggorokan, demam, pembesaran kelenjar getah bening termasuk hati serta limpa atau gangguan pada kulit. Pada penderita imunocompromise, misalnya penderita AIDS, kanker maupun transplantasi organ, akan cepat terlihat adanya gangguan sistem syaraf, encepalitis, pembesaran kelenjar limfa, gangguan mata, pendengaran, gangguan pernafasan serta gangguan jantung.

Namun, itu semua bukan gejala yang khusus sehingga sulit untuk mengetahui adanya toksoplasma dalam tubuh seseorang hanya dari gejala yang ditimbulkannya sehingga banyak penderita maupun dokter mengabaikannya. Kondisi ini terjadi akibat adanya sistem kekebalan yang menekan tachizoit tetap berada dalam bentuk kista inaktif. Infeksi toksoplasma baru bisa dideteksi jika dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium melalui uji serologis (serum darah), yaitu dengan mendeteksi adanya antibodi khas antitoksoplasma. Seseorang dinyatakan terinfeksi toksoplasmosis jika dalam darahnya terdeteksi IgM dan IgA antitoksoplasma positif. Bila indikasi infeksi positif, orang tersebut harus segera diberi penanganan sedini mungkin. Terapi harus dilakukan terus sampai persalinan. Bahkan, setelah selesai persalinan akan dilakukan pemeriksaan pada bayi. Bila terdapat lgM positif maka bisa dipastikan bayi telah terinfeksi. Meski hasilnya negatif sekalipun, pemeriksaan berkala tetap harus dilakukan sesudahnya. Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini, penularan pada bayi akan bisa ditekan seminimal mungkin. Selain itu, pengobatan dini yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara signifikan kemungkinan janin terinfeksi.

Pada dasarnya manusia resisten (kebal) terhadap infeksi toksoplasma. Walaupun terinfeksi (kuman masuk ke dalam tubuh), itu tidak menimbulkan gejala penyakit. Namun, pada wanita hamil ternyata dapat berdampak signifikan, seperti mengakibatkan abortus (keguguran), atau cacat pada janin. Ibu hamil yang mengalami infeksi primer toksoplasma sesaat menjelang hamil, selama hamil atau reaktivasi, dapat menularkan penyakit toksoplasma kepada bayinya. Semakin tua usia kehamilan, semakin mudah untuk terkena toksoplasma. Namun, semakin muda janin terkena infeksi, semakin berat manifestasi klinisnya. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, sekitar 40 persen wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfeksi pada trimester pertama, 24 persen pada trimester kedua, dan 62 persen pada trimester ketiga

Bahaya Virus Kucing


Penyakit yang di sebabkan oleh virus kucing atau anjing biasanya disebut dengan sebutan virus toxoplasma (toxoplasmosis) dan lebih dikenal sebagai penyakit yang disebabakan oleh virus yang datangnya dari kucing. Selain dari binatang kucing dan anjing sebenarnya virus ini dapat menular kapada manusia karena sering mengkonsumsi daging mentah atau melakukan aktivitas berkebun. Kasus penyakit ini yang terjadi pada masyarakat pada umumnya disebabkan karena pola hidup masyarakat yang tidak higienis, rendahnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan serta rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan. Dalam hal ini kucing dan binatang peliharan lainnya merupakan inang definitif yang terinfeksi melalui ookista yang tercerna dari daging mentah yang dimakan binatang tersebut. Ookista ini kemudian akan berkembang menjadi takizoid yang kemudian secara aktif akan menyebar keseluruh sel darah dan berproliferasi menginfeksi seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Manusia sendiri dapat terinfeksi toxoplasmosis melalui berbagai macam antara lain melalui transplasental, transfuse darah, infeksi di laboratorium, feses hewan yang telah terinfeksi, mengkonsumsi daging yang kurang matang, melalui makanan dan minuman dan inhalansi debu yang terkontaminasi virus ookista.

Ibu hamil yang terinfeksi virus kucing atau kucing yang menjadi penyebab virus toksoplasma biasanya tidak menunjukan gejala klinis. Gejala serius muncul pada bayi yang dilahirkan abortus dan lahir dini. Pada ibu hamil semakin dini toxoplasma menyerang, semakin besar dampak yang ditimbulkan pada bayi. Virus yang menginfeksi janin ini berlangsung secara congenital. Dari tubuh ibu, virus ini disalurkan melalui plasenta ke tubuh janin. Lalu toxoplasmasis merambah ke otak dan syaraf janin tanpa perlawanan. Di dalam tubuh yang terinfeksi virus ini akan merusak sel-sel berinti termasuk sel telur. Pada wanita yang sel telurnya telah matang dan siap dibuahi bisa saja dirusak oleh virus ini sehingga kehamilan sulit terjadi. Pada wanita hamil yang terinfeksi selain mengakibatkan keguguran juga mengakibatkan cacat pada janin. walaupun bayi lahir dalam keadaan hidup biasanya akan mengalami berbagai gangguan dan cacat bawaan seperti hidrosefalus, mikrosefalus, gangguan penglihatan, strabismus (juling) dan kejang.

Hasil penelitian lain juga mengatakan bahwa 90 persen bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal, walaupun 80-90 persen bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10 persen dapat mengalami gangguan pendengaran. Penelitian lain mengungkapkan, bayi terinfeksi toksoplasma yang lahir tanpa kelainan organ 85 persen akhirnya terkena retardasi mental, 75 persen sarafnya mengalami gangguan, 50 persen gangguan penglihatan, dan 15 persen gangguan pendengaran. Indikasi infeksi pada bayi dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang memperlihatkan adanya cairan berlebihan pada perut (asites), pengapuran pada otak, serta pelebaran saluran cairan otak (ventrikel). Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Gangguan fungsi saraf dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan psikomotor dalam bentuk retardasi mental (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik.

Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydrocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian. Jika tubuh kuat, maka parasit yang diidap hanya diam tenang tidak menimbulkan gejala penyakit. Kista akan menimbulkan gejala sakit jika kondisi tubuh melemah, kekebalan tubuh menurun, kekurangan gizi, dan dalam keadaan stress. Kista pada jaringan tubuh dapat merusak organ. Ini tergantung pada umur berapa orang tersebut terinfeksi, seberapa ganas parasitnya, berapa besar jumlah parasit yang masuk ke tubuh, dan organ mana yang diserang. Tindakan pengobatan hanya bisa membasmi telur parasitnya sehingga kista yang berada dalam jaringan tubuh akan menetap seumur hidup. Jika di rumah mempunyai hewan peliharaan, bawalah secara rutin ke dokter hewan untuk mengetahui apakah terinfeksi parasit toksoplasma. Hindari mengonsumsi daging dan telur mentah atau minum susu yang belum disterilkan. Hindari kontak langsung dengan tanah yang potensial sebagai tempat hidup toksoplasma. Cuci sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi.

Ada beberapa tips untuk mencegah virus berbahaya ini:
·         Jangan makan daging yang tidak dimasak matang. Daging harus dimasak pada suhu 70C sekurang-kurangnya 20 menit.
·         Jangan minum susu yang tidak dimasak atau dipasteurisasi.
·         Jangan makan sayuran atau buah-buahan yang tidak dicuci dengan benar dan bersih.
·         Cuci tangan, meja atau talenan dan peralatan dapur dengan air hangat dan sabun setelah mengolah daging mentah.
·         Pakailah sarung tangan karet pada waktu berkebun, cuci tangan dengan sabun setelahnya.
·         Cuci tangan sebelum makan.
·         Kotak pasir tempat anak bermain di halaman harus ditutup bila tidak digunakan.
·         Jangan minum air mentah kecuali sudah direbus mendidih.
·         Jangan memberikan daging mentah atau tidak matang kepada kucing anda.
·         Jangan memberikan susu yang tidak dipasteurisasi.
·         Jangan membiarkan kucing berkeliaran di luar rumah atau berburu binatang berdarah panas.
·         Pakailah sarung tangan karet dan masker dan scoop pada waktu membersihkan litterbox.

Gejala Penyakit Toksoplasmosis


Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toksoplasma gondii yang dapat menyerang hewan maupun manusia. Sebenarnya, penyakit ini tidak membahayakan tubuh manusia sehat dengan sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang baik. Akan tetapi, jika mengenai ibu hamil bisa berakibat fatal karena dapat masuk lewat plasenta (ari-ari) menuju janin. Janin akan terkena dampak dari penyakit ini karena janin belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna. Gejala penyakit toksoplasmosis termasuk penyakit yang sulit didiagnosis karena gejalanya yang tidak khas bahkan terkadang tidak menimbulkan gejala sama sekali. Beberapa gejala yang mungkin dirasakan seperti badan pegal, demam, kelelahan, nafsu makan menurun, gejala seperti sakit flu, dan pembesaran kelenjar leher, ketiak, atau di tempat-tempat lain. Jika anda mendapati beberapa gejala tersebut, anda dapat memeriksakan diri ke dokter dan jika dicurigai sebagai gejala penyakit toksoplasmosis, dokter akan menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium. Bagi para ibu hamil atau wanita usia subur yang ingin merencanakan mempunyai keturunan juga dapat melakukan tes darah untuk mengetahui lebih dini adanya infeksi toksoplasma.

Kucing sering di anggap sebagai sumber penularan utama, padahal sebenarnya semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan toksoplasma kepada manusia, seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung, babi, dan lain-lain. Kucing adalah inang definitive toksoplasma. Dalam tubuh kucing, toksoplasma dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan non-seksual. Kista hanya dikeluarkan oleh kucing yang positif terinfeksi melalui kotorannya (tinja). Selama bulu dan liur kucing tidak mengandung kista kita tidak akan tertular toksoplasma bila membelai bulu kucing. Bahkan bila pada bulu kucing terdapat kista, dan pindah ke tangan kita pada saat membelai bulunya, penularan masih bisa dicegah dengan mencuci tangan menggunakan sabun hingga bersih.

Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toksoplasma. Kista atau ookista ini bersifat seperti “telur”. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia. Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toksoplasma. Kista toksoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu. Dari tanah ini, toksoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang kontak dengan kista tersebut.

Jika ibu hamil terinfeksi dengan parasit Toksoplasma gondii, maka akan berdampak pada janin yang dikandungnya. Janin bisa mengalami abortus (keguguran), lahir mati, cacat dan gangguan saraf pada bayi yang dilahirkan, serta bisa juga mengakibatkan terjadinya hydrocephalus (ukuran kepala bayi besar karena berisi cairan). Perlu diketahui bahwa kapan ibu hamil mendapat infeksi mempengaruhi keparahan dampak dari toksoplasmosis. Pada kehamilan trimester (3 bulan) pertama, kemungkinan ibu hamil terinfeksi toksoplasma paling kecil, tetapi dampaknya pada janin akan semakin berat (parah). Pada trimester kedua, risiko ibu hamil terinfeksi relatif lebih sering, akan tetapi risiko kerusakan janin lebih kecil. Sementara itu, pada trimester ketiga, risiko ibu hamil terinfeksi paling besar, akan tetapi risiko kerusakan pada janin justru yang paling kecil.

Infeksi toksoplasma yang berlangsung secara terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh ovarium (indung telur) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma. Hal inilah yang akan dapat menyebabkan kemandulan pada kaum wanita. Toksoplasmosis tidak hanya menginfeksi kaum wanita. Kaum pria juga tidak terlepas dari kemungkinan terinfeksi penyakit ini. Pada pria, infeksi akut toksoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Toksoplasma menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut bisa mengalami kemandulan, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.

Selasa, 19 April 2016

Mengenal Penyakit Toxoplasmosis


Toxoplasmosis atau biasa disebut dengan penyakit toxo merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Dalam banyak kasus, infeksi pada manusia terjadi terutama setelah parasit tersebut tertelan. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala penyakit toxoplasmosis, tetapi penyakit ini memiliki potensi untuk menyebabkan masalah serius pada beberapa orang, terutama pada mereka yang mengidap penyakit immunodepressed dan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran. Jika timbul gejala, biasanya hanya menyerupai flu (nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, malaise) dan dapat berlangsung selama beberapa minggu. Pada beberapa kasus, infeksi yang berat dapat menyebabkan masalah pada organ mata, gangguan otak, kejang, dan jarang, menyebabkan kematian. Obat-obatan tertentu, baik secara tunggal maupun dalam kombinasi, dapat digunakan untuk mengobati penyakit toxoplasmosis.

Sebagian besar orang yang terkena infeksi dari makan daging yang sudah tercemar atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh kotoran kucing atau anak kucing. Pencegahan penyakit ini terutama berpusat pada usaha menghindari kontak dengan daging yang mentah atau terkontaminasi dan kontak dengan kucing atau kotoran kucing. Organisme ini pertama kali diamati pada tikus pada tahun 1908. Toxoplasma tercatat menyebabkan infeksi kongenital (artinya diturunkan dari ibu ke janin selama kehamilan) pada tahun 1930 dan menjadi dikenal luas sebagai penyebab penyakit pada orang dengan immunodepressed pada akhir tahun 1960. Lebih banyak infeksi yang tercatat mulai tahun 1983 ketika orang-orang dengan HIV atau AIDS terserang Ensefalitis toksoplasma (peradangan otak).

CDC menganggap penyakit toxoplasmosis menjadi penyebab ketiga kematian paling umum yang disebabkan oleh makanan di AS dan memperkirakan sekitar 60 juta orang di Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma gondii. Kebanyakan orang yang terinfeksi memiliki sistem kekebalan yang menekan parasit, sehingga sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala. Namun, jika sistem kekebalan tubuh menjadi tertekan, parasit tersebut dapat menyebabkan penyakit serius. Toxoplasma gondii merupakan parasit protozoa yang menginfeksi sebagian besar spesies hewan berdarah panas (misalnya, kucing, babi, domba, dan manusia) dan menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Hanya kucing (kucing domestik dan kerabat lainnya dalam keluarga Felidae) yang dikenal sebagai hewan yang memungkinkan parasit untuk melengkapi siklus hidupnya.

Ketika kucing memangsa tetikus atau burung yang terinfeksi, bradyzoit yang tertelan berkembang menjadi baik takizoit atau ookista. Siklus hidup toxoplasma selesai ketika ookista keluar melalui kotoran kucing. Manusia dan hewan lain bukan bagian dari siklus hidup lengkap (kecuali dimakan oleh kucing). Sebagian besar infeksi terjadi ketika manusia, peliharaan atau hewan lain menelan makanan, tanah, atau hewan lain yang mengandung baik ookista yang telah bersporulasi atau jaringan hewan yang mengandung Toxoplasma bradyzoit. Manusia biasanya terinfeksi dengan mengkonsumsi daging, makanan, atau air yang terkontaminasi. Infeksi juga dapat ditularkan melalui transfusi darah yang terkontaminasi, transplantasi organ terinfeksi, atau dari ibu yang terinfeksi kepada janin. Penyakit ini dapat diperoleh dengan langsung terhisap oleh kotoran kucing, yang mungkin terjadi saat membersihkan kotak kotoran kucing.

Cara terbaik untuk mencegah toxoplasmosis adalah dengan mengetahui hasil diagnosisi, apakah kita terinfeksi toksoplasma atau tidak. Jika belum terinfeksi maka kita dapat mengurangi resiko infeksi dengan berbagai cara, jika jumlah CD4 dibawah 100, maka sebaiknya memakai obat untuk mencegah penyakit tokso aktif, jika CD4 dibawah 200 biasanya orang memakai kontrimokzazol. Obat ini melindungi kita dari toxoplasma, jika kita tidak tahan menggunakan obat ini, sebaiknya meminta obat lain kepada dokter. Namun jika anda sudah di tetapkan positif terkena penyakit toxoplasmosis, sebaiknya langsung pergi kerumah sakit dan berkonsultasi kepada dokter yang ahli dalam bidang ini, namun jika anda belum terinfeksi penyakit ini anda bisa menceganya dengan beberapa cara. Berikut ini adalah cara pencegahan penyakit toxoplasmosis:
·         Menjaga kebersihan makanan terhadap komunitas hewan seperti lalat, kucing, nyamuk, dan binatang lainnya.
·         Membakar atau memberikan antiseptik pada tinja hewan peliharaan.
·         Hindari makan daging mentah atau kurang masak.
·         Mencuci tangan, setelah dan sebelum memasak ataupun ketika makan.
·         Biasakan mencuci sayur atau buah ketika hendak dimakan.
·         Menggunakan sarung tangan ketika sedang mengurus hewan peliharaan.
·         Memeriksakan hewan peliharaan secara berkala pada dokter hewan.
·         Menjauhi hewan peliharaan ketika hamil.
·         Melakukan pemeriksaan secara berkala ketika hamil.
·         Segera lakukan pengobatan ketika ada terinfeksi.
·         Melakuakan faksin TT sebelum kehamilan.


Pengobatan untuk Penyakit Toxoplasmosis


Toksoplasma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii yang ditularkan melalui daging dan kotoran hewan terinfeksi. Jadi, tanggapan bahwa penyakit toxoplasma disebakan oleh virus adalah salah. Tanggapan bahwa penyakit toxoplasma di tularkan melalui air liur dan bulu kucing juga salah. Karena toksoplasma biasanya menyerang orang-orang yang suka memakan daging mentah atau daging yang tidak matang sempurna dan mereka yang kebersihan tubuh dan lingkungannya tidak terjaga dengan baik. Protozoa adalah sejenis parasit yang hidup didalam tubuh inangnya. Parasit ini menginfeksi hewan berdarah panas seperti mamalia dan manusia, namun perkembangannya yang sempurna adalah di dalam tubuh kucing dimana parasit toxoplasma ini, ada pada usus halus kucing dan akan mengalami daur seksual atau skizogoni maupun daur aseksual atau gametogoni dan sporogoni yang menghasillkan ookista. Ookista ini kemudian di keluarkan bersamaan dengan kotorannya. Dalam sekali ekskresi, kucing yang terinfeksi akan mengeluarkan jutaan ookista.

Manusia dan kucing dapat terinfeksi oleh parasit toxoplasma jika mengkonsumsi daging hewan yang mengandung ookista Toxoplasma gondii. Karena itu Toxoplasma gondii termasuk kelompok penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia melalui hewan perantara. Penularan Toxoplasma gondii biasanya melalui makanan dan kotoran hewan. Terutama jika anda adalah seorang yang gemar memakan daging mentah, lalapan yang tidak di cuci bersih dan suka berkebun. Daging mentah dari hewan yang terinfeksi merupakan sumber dari penularan penyakit toksoplasma pada manusia dan kucing. Sayuran yang dimakan mentah dan tidak di cuci bersih juga dapat menjadi perantara penularan Toxoplasma gondii. Serta kotoran yang melekat di tangan setelah berkebun dapat juga menjadi media perantara. Karena itu di sarankan agar anda memasak daging hingga matang sempurna sebelum di konsumsi dan sebaiknya menggunakan kaos tangan jika berkebun dan jika sudah terinfeksi penyakit toksoplasma sebaiknya segera lakukan pengobatan untuk penyakit toksoplasma baik secara medis atau menggunakan ramuan herbal yang dibuat sendiri.

Pengobatan untuk penyakit toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada beberapa obat, biasanya digunakan dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh parasit ini. Tiga obat yang paling sering digunakan ke pasien, termasuk orang dengan HIV adalah pirimetamin (Daraprim), sulfadiazin (Microsulfon), dan asam folinic. Namun, pasien hamil diobati dengan spiramisin (Rovamycine) dan leucovorin (Wellcovorin) di samping obat yang tercantum di atas. Pasien dengan HIV biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menjaga parasit tetap ditekan. Obat lain kadang-kadang digunakan adalah klindamisin (Cleocin), azitromisin (Zithromax), atau atovakuon (Mepron). Obat ini digunakan terutama ketika pasien alergi terhadap pirimetamin atau sulfadiazin. Dosis bervariasi, cara terbaik untuk menentukan perawatan medis individu adalah didasarkan pada situasi kesehatan pasien.

Sayangnya, pirimetamin (Daraprim) dan sulfadiazine (Microsulfon) dapat menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama pada janin. Dua dari efek samping utama adalah penekanan sumsum tulang (pengobatan leucovorin dapat mengurangi penekanan ini) dan toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah, toksisitas hati, kejang, dan gejala lainnya. Obat ini digunakan pada wanita hamil karena risiko infeksi oleh toxoplasma biasanya lebih parah dari pada efek samping obat. Dokter yang merawat harus segera diberitahu jika efek samping terjadi. Dari pada harus melakukan pengobatan untuk penyakit tokso lebih baik mencegah toxoplasmosis sejak dini. Utamanya adalah untuk menghindari masuknya parasit. Berikut ini disarankan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terinfeksi toxoplasmosis:
·         Benar-benar memasak semua daging (daging beku selama beberapa hari juga mengurangi kemungkinan toxoplasma).
·         Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
·         Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
·         Jangan minum susu yang tidak disterilkan atau minum air mentah.
·         Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
·         Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar.
·         Jangan memelihara kucing baru saat hamil.
·         Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci tangan mereka setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari).
·         Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.

Ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma dapat menginfeksi janin, akan tetapi pengobatan terhadap sang ibu dapat mengurangi kemungkinan menginfeksi janin. Organ dan donor darah yang sudah terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ke penerima, pengujian donor untuk parasit dapat mencegah jenis infeksi ini. Studi sedang berlangsung untuk menghasilkan vaksin toxoplasma, namun sampai saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia atau diproduksi secara komersial baik untuk manusia maupun kucing.

Infeksi TORCH


TORCH adalah istilah yang mengacu kepada infeksi yang disebabkan oleh Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II (HSV-II) dalam wanita hamil. TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) and other diseases. Infeksi TORCH ini sering menimbulkan berbagai masalah kesuburan (fertilitas) baik pada wanita maupun pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Infeksi TORCH bersama dengan paparan radiasi dan obat-obatan teratogenik dapat mengakibatkan kerusakan pada embrio. Beberapa kecacatan janin yang bisa timbul akibat TORCH yang menyerang wanita hamil antara lain kelainan pada saraf, mata, kelainan pada otak, paru-paru, mata, telinga, terganggunya fungsi motorik, hidrosepalus, dan lain sebagainya. Mengingat bahaya dari TORCH untuk ibu hamil, bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan atau yang saat ini sedang hamil, dapat mempertimbangkan saran-saran berikut agar bayi Anda dapat terlahir dengan baik dan sempurna.
·         Makan makanan bergizi

Saat hamil, sebaiknya Anda mengkonsumsi banyak makanan bergizi. Selain baik untuk perkembangan janin, gizi yang cukup juga akan membuat tubuh tetap sehat dan kuat. Bila tubuh sehat, maka tubuh dapat melawan berbagai penyakit termasuk TORCH sehingga tidak akan menginfeksi tubuh.
·         Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan

Ada baiknya, Anda memeriksakan tubuh sebelum merencanakan kehamilan. Anda dapat memeriksa apakah dalam tubuh terdapat virus atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi TORCH. Jika Anda sudah terinfeksi, ikuti saran dokter untuk mengobatinya dan tunda kehamilan hingga benar-benar sembuh.
·         Melakukan vaksinasi

Vaksinasi bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab TORCH. Seperti vaksin rubela dapat dilakukan sebelum kehamilan. Hanya saja, Anda tidak boleh hamil dahulu sampai 2 bulan kemudian.
·         Periksa kandungan secara teratur

Selama masa kehamilan, pastikan juga agar Anda memeriksakan kandungan secara rutin dan teratur. Maksudnya adalah agar dapat dilakukan tindakan secepatnya apabila di dalam tubuh Anda ternyata terinfeksi TORCH. Penanganan yang cepat dapat membantu agar kondisi bayi tidak menjadi buruk.
1.      Jaga kebersihan tubuh
2.      Jaga higiene tubuh Anda. Prosedur higiene dasar, seperti mencuci tangan, sangatlah penting.
3.      Hindari kontak dengan penderita penyakit

Seorang wanita hamil harus menghindari kontak dengan siapa pun yang menderita infeksi virus, seperti rubela, yang juga disebut dengan campak Jerman. Dengan mencari lebih banyak informasi tentang kehamilan serta merawat dirinya sebelum dan selama masa kehamilan akan sangat bagus untuk pertumbuhan.

Gejala Penyakit Toxoplasma


Sekitar 80% -90% dari orang yang terinfeksi toxoplasma tidak menunjukkan gejala penyakit toxoplasma. Mereka yang mengalami gejala biasanya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening serviks dan gejala mirip flu yang hilang dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan. Organisme ini sebenarnya masih berada di tubuh dalam kondisi laten dan dapat aktif kembali jika orang tersebut menjadi immunodepressed. Sebagai contoh, pasien dengan AIDS dapat terkena lesi di otak akibat reaktivasi toxoplasma. Pasien kemoterapi dapat terserang pada organ mata, jantung (miokarditis), paru-paru atau otak ketika parasit menjadi aktif kembali. Infeksi bawaan toxoplasma bisa menyebabkan masalah serius pada mata, telinga, dan kerusakan otak pada saat lahir. Namun, infeksi bawaan mungkin asimtomatik sampai beberapa tahun pertama kehidupan atau bahkan sampai dekade kedua atau ketiga ketika mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), telinga (pendengaran), atau gejala kerusakan otak (kejang, perubahan status mental) terkena. Toxoplasmosis merupakan penyebab utama retinochoroiditis (peradangan retina dan koroid mata) di Amerika Serikat.

Karena sebagian besar orang tidak mengalami gejala penyakit toxoplasma, kebanyakan orang yang terinfeksi tidak berusaha mencari layanan kesehatan. Namun, orang yang mengalami kelenjar getah bening leher yang membesar dan mengalami sindrom mirip flu dan curiga atau tahu bahwa mereka telah memiliki asosiasi dekat dengan kucing, makanan atau air yang mungkin terkontaminasi harus mempertimbangkan mencari perawatan medis. Jika wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil mengalami gejala ini, mereka harus segera mencari perawatan medis. Orang dengan immunodepressed, terutama mereka yang terinfeksi HIV, juga harus mencari perawatan medis jika gejala yang disebutkan di atas terjadi atau jika mereka merasakan perubahan pada mata atau perubahan status mental.

Orang yang terinfeksi tidak akan memiliki kelainan fisik yang terasa, tetapi pada pemeriksaan fisik, beberapa orang akan memiliki kelenjar getah bening serviks yang membesar (temuan fisik yang paling umum), atau pembesaran limpa atau hati. Orang dengan infeksi sedang sampai berat mungkin menunjukkan penyakit kuning (terutama bayi), peningkatan lebam karena masalah pada organ hati, masalah mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), meningoencephalitis (radang otak dan lapisan otak), kejang, pneumonitis, dan perubahan status mental. Sayangnya, banyak penyakit ringan dan berat lain dapat menyebabkan gejala yang sama (misalnya, penyakit chagas, giardiasis, malaria, penyakit cakaran kucing, abses otak, sepsis, cytomegalovirus, dan masih banyak lainnya). Untungnya, ada sejumlah tes yang dapat membantu membedakan toxoplasmosis dari penyakit lain dan memberikan bukti untuk diagnosis sementara atau definitif.

Diagnosis definitive toxoplasmosis dibuat dengan mengidentifikasi organisme toxoplasma gondii dalam darah, cairan tubuh (misalnya, cairan tulang belakang atau ketuban), atau jaringan (sampel biopsi). Selain itu, cairan tubuh dapat disuntikkan ke tikus, sehingga tikus tersebut akan terkena penyakit jika parasit berada dalam cairan tubuh yang disuntikkan. Juga, cairan tubuh dapat diinokulasi ke dalam kultur sel dimana parasit dapat berkembang biak. Tes ini biasanya dilakukan di laboratorium khusus oleh personel yang berpengalaman. Tes-tes lain dapat menghasilkan diagnosis presumptif dan didasarkan pada respon kekebalan seseorang terhadap parasit. Cairan tubuh dapat diuji dengan PCR atau teknik enzim-linked immunosorbent assay (ELISA) yang dapat menunjukkan infeksi akut. Tes lain, seperti tes Sabin-Feldman, mengukur antibodi IgG pasien yang ditujukan terhadap parasit Toxoplasma gondii dan merupakan tes standar untuk toxoplasmosis. Antibodi IgG menunjukkan bahwa infeksi toksoplasma telah terjadi di masa lalu tetapi tidak mengatakan apakah infeksi saat ini adalah sebagai akibat Toxoplasma gondii. 

Tes lain yang biasa digunakan adalah dengan mendeteksi antibodi IgM yang diarahkan terhadap parasit dan dapat mendeteksi antibodi ini pada minggu pertama infeksi. Tes ini paling sering dilakukan dan tes ini dilakukan oleh laboratorium khusus. Waktu tes adalah penting, karena akan mempengaruhi interpretasi hasil. Beberapa orang mungkin memiliki hasil positif karena ia sebelumnya telah terinfeksi, akan tetapi gejala yang di rasakan sekarang merupakan dikarenakan penyakit yang lain bukan karena Toxoplasma gondii. Konsultasi dengan ahli penyakit menular dapat membantu menentukan diagnosis ketika hanya bukti dugaan yang tersedia. Wanita hamil dan mereka yang berencana untuk hamil bisa diuji dengan tes imunologi serupa seperti yang disebutkan di atas untuk diagnosis dan menentukan apakah ada risiko bagi ibu untuk menularkan infeksi toksoplasma pada janin.

Penyakit Toksoplasma


toksoplasma adalah penyakit yang diakibatkan oleh parasit Toksoplasma gondii, yang dapat ditularkan oleh kucing. Namun tidak hanya kucing yang dapat menjadi penyebab penyebaran penyakit toksoplasma. toksoplasma dapat menyerang semua jenis hewan, termasuk burung, ikan, kelinci, anjing, babi, kambing dan mamalia lain, bahkan manusia. Parasit ini juga bisa terdapat pada daging setengah matang, telur setengah matang, buah-buahan atau sayuran yang tercemar tinja hewan peliharaan yang mengandung ookista toksoplasma, salah satu bentuk toksoplasma yang dapat menimbulkan infeksi.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, sekitar 40 persen wanita hamil pengidap penyakit toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfeksi pada trimester pertama, 24 persen pada trimester kedua, dan 62 persen pada trimester ketiga. Hasil penelitian lain juga mengatakan bahwa 90 persen bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal, walaupun 80-90 persen bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10 persen dapat mengalami gangguan pendengaran.

Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Gangguan fungsi saraf dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan psikomotor dalam bentuk retardasi mental (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik. Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydrocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian.

Toksoplasma bisa diobati. Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini, penularan pada bayi akan bisa ditekan seminimal mungkin. Selain itu, pengobatan sejak dini yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara signifikan kemungkinan janin terinfeksi. Segera temui dokter untuk mendapatkan Spiramycin atau pyrimethamine plus sulfadiazine. 80 – 90 % orang normal tidak menunjukkan gejala. Hanya 10-20 persen yang dapat menunjukkan gejala. Pada orang dewasa toksoplasma biasanya menimbulkan gejala berupa:
·         Rasa lelah
·         Flu
·         Nyeri kepala
·         Sakit tenggorokan
·         Demam
·         Pembesaran kelenjar getah bening termasuk hati serta limpa
·         Gangguan pada kulit
Gejalanya biasanya ringan dan sembuh sendiri dalam beberapa bulan. Kebanyakan orang akan menganggap bahwa dia terkena flu ringan dan tidak perlu pergi ke dokter. Bagaimana untuk mengetahui apakah kita mengidap toksoplasma atau tidak? Salah satunya dengan melakukan tes laboratorium yang disebut TORCH. Yaitu pemeriksaan melalui 4 jenis tes, parasit TOxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan virus Herpes. Masing-masing ada tes IgM dan IgG nya.

Anda dapat mencegah penyebaran toksoplasma dengan melakukan di bawah ini:
·         Orang yang bukan perempuan hamil atau yang bermasalah dengan kekebalan tubuh sebaiknya membersihkan kandang hewan setiap hari. Membersihkan setiap hari sangat penting karena tinja kucing yang terinfeksi bisa menularkan setelah 36-48 jam.
·         Gunakan sarung tangan karet atau sekali pakai saat memberishkan kandang. Setelah itu cuci tangan secara merata menggunakan sabun.
·         Sebaiknya sediakan makanan kucing dalam bentuk kering, kaleng, atau yang dimasak secara merata. Jaga agar mereka tidak mencari mangsa sendiri.
·         Jangan makan daging mentah atau daging yang kurang matang atau susu yang tidak dipasteurisasi. Masak daging secara matang dan merata. Cuci tangan Anda dan peralatan lainnya yang kontak dengan daging merah, seperti papan pemotong, pisau, dan bak pencuci.
·         Cuci buah dan sayur terutama yang ditanam sendiri dengan sabun pencuci piring, bilas hingga bersih.

Senin, 18 April 2016

Infeksi Torch pada Ibu Hamil


TORCH merupakan akronim dari beberapa infeksi jenis penyakit bawaan yang akan berbahaya untuk janin bila diderita oleh ibu hamil, penyakit-penyakit ini dengan mudah akan menginfeksi janin dalam kandungan seorang ibu yang sedang hamil. Penyakit yang merupakan bagian dari TORCH terdiri atas virus dan juga beberapa bakteri. Berikut informasi lebih lanjut tentang infeksi Torch pada Ibu hamil:
·         Toxoplasma

Toxoplasma berasal dari parasite Toxoplasma Gondii, biasanya berasal dari kucing, anjing, burung dan hewan peliharaan lain yang berbulu. Gejala Toxoplasma mirip dengan influenza, Ibu hamil terlihat kelelahan, demam dan bahkan tidak terlihat gejala yang berarti. Untuk itu diperlukan tes laboratorium di awal atau pertengahan masa kehamilan. Toxoplasma sangat berbahaya bagi janin karena bisa menimbulkan kecacatan pada janin, bayi lahir dalam keadaan meninggal atau terjadi keguguran.
·         Rubella

Penyakit ini berasal dari virus Rubella, penyakit ini sama bahayanya dengan Toxoplasma yakni bisa menyebabkan kematian pada janin, keguguran dan kelainan pada janin jika janin tersebut sudah lahir. Gejala yang terlihat dari Ibu hamil yang terkena virus Rubella adalah timbul ruam pada kulit, demam, pembesaran kelenjar getah bening.
·         Citomegalovirus

Ibu hamil yang terserang virus ini juga bisa membahayakan janin karena berakibat pada janin setelah dilahirkan, misalnya pembesaran hati, penyakit kuning, ketulian dan lain-lain. Meski tidak selalu tertular, namun alangkah baiknya jika Anda melakukan cek laboratorium di masa kehamilan.

Infeksi Torch pada Ibu hamil terjadi akibat pola hidup dan pola makan yang tidak sehat. Misalnya, makan daging setengah matang atau masih mentah, makan makanan yang sudah terkontaminasi dengan binatang peliharaan seperti kucing, anjing, burung dan hewan berbulu lainnya. Sayuran dan bahan makanan lain yang tidak dicuci dengan bersih. Infeksi Torch pada Ibu hamil bisa dicegah dengan cara menjaga pola hidup dan pola makan yang sehat, pemeriksaan laboratorium merupakan cara yang paling tepat untuk mendiagnosa apakah Anda terserang Torch atau tidak. Infeksi Torch ini tidak bisa dianggap biasa karena dapat berakibat fatal bagi janin seperti abortus, kelainan pada janin dan kematian janin.